Bitcoin Merosot ke US$93 Ribu, Ini Penyebabnya!
Harga Bitcoin (BTC) kembali mengalami tekanan berat setelah sempat merosot ke level US$93 ribu dalam 24 jam terakhir. Tekanan ini dipicu oleh gelombang likuidasi besar-besaran serta aksi ambil untung dari pemegang jangka panjang. Di tengah volatilitas tinggi ini, total likuidasi pasar kripto mencapai lebih dari US$524 juta.
Likuidasi Besar yang Memicu Tekanan Jual
Likuidasi besar-besaran menjadi salah satu penyebab utama penurunan harga Bitcoin. Dalam 24 jam terakhir, total likuidasi pasar kripto mencapai US$524,17 juta, dengan posisi LONG mendominasi hingga US$390,65 juta, sementara posisi SHORT tercatat sebesar US$133,51 juta.
Gambar: Peta likuidasi pasar perpetual futures. Sumber: CoinGlass .Bitcoin sendiri mencatat likuidasi terbesar dengan total US$145,82 juta, diikuti oleh Ethereum (ETH) sebesar US$86,06 juta. Altcoin seperti Solana (SOL) dan Dogecoin (DOGE) juga terpengaruh dengan likuidasi masing-masing sebesar US$21,38 juta dan US$31,73 juta. Data ini menunjukkan tekanan besar yang dirasakan oleh para trader, terutama yang menggunakan leverage tinggi di platform perdagangan derivatif.
Gelombang likuidasi ini terjadi di tengah penurunan harga Bitcoin yang mendekati level US$90 ribu. Ketika likuidasi meningkat, para trader yang mengambil posisi SHORT mulai mendominasi pasar. Hal ini terlihat dari kenaikan tingkat pendanaan (funding rate) Bitcoin dari 0,019 menjadi puncaknya di 0,04, mencerminkan meningkatnya minat terhadap posisi jual (SHORT).
Gambar: Deep chart likuidasi Bitcoin berdasarkan harga. Sumber: CoinGlass .Data peta likuidasi menunjukkan bahwa jika harga Bitcoin turun lebih jauh di bawah US$94 ribu, gelombang penjualan berikutnya dapat mendorong harga turun ke level US$90 ribu, yang dianggap sebagai area pembelian potensial bagi sebagian trader.
Baca juga: ETF Bitcoin AS Diprediksi Lampaui Kepemilikan BTC Satoshi pada Akhir 2024
Pemegang Bitcoin Jangka Panjang Ambil Keuntungan
Selain likuidasi margin, aksi ambil untung dari pemegang Bitcoin jangka panjang (long-term holders/LTH) juga menjadi faktor signifikan dalam penurunan harga ini. Menurut analisis Glassnode, kelompok pemegang BTC dengan periode kepemilikan 6 hingga 12 bulan menjadi penjual utama.
Things are getting heated! #Bitcoin long-term holders (LTHs) have come out in force, with selling pressure hitting -366K #BTC /month – the highest since April 2024. But who is actually selling? Let’s dig deeper: https://t.co/hr64gBGUCd
— glassnode (@glassnode) November 25, 2024
🧵👇 pic.twitter.com/OpsayTaNsf
Kelompok ini rata-rata memiliki harga dasar sekitar US$57,9 ribu, jauh lebih rendah dari harga pasar saat ini. Ketika harga Bitcoin melonjak ke level US$99 ribu, mereka memanfaatkan kenaikan tersebut untuk mengambil keuntungan besar, yang hampir dua kali lipat.
Baca juga: Berapa Peluang Bitcoin ke US$100 Ribu di Akhir Tahun? Ini Prediksi AI!
Disclaimer: Konten pada artikel ini hanya merefleksikan opini penulis dan tidak mewakili platform ini dengan kapasitas apa pun. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai referensi untuk membuat keputusan investasi.
Kamu mungkin juga menyukai
Shiba Inu Siapkan Hadiah Meriah untuk Pemegang SHIB di Natal Ini
Target Harga Pasar Bull Kripto: Para Ahli Memperkirakan $7 untuk Toncoin, $0,85 untuk Stellar, dan $1 untuk Lunex Network
Prediksi Harga Lunex Network: Bagaimana LNEX Dapat Mengungguli SOL, BNB, dan TRX dengan Memimpin Revolusi DeFi
Ronin Wallet v2.1.9 Membawa Pembaruan Utama dan Perbaikan Bug