- Sistem Pembayaran BRICS mendapatkan perhatian, menantang dominasi Dolar AS secara global.
- Mata uang yang didukung emas oleh BRICS berpotensi mengubah pasar keuangan global.
- BRICS menjajaki kripto berbasis blockchain untuk perdagangan lintas batas sementara Rusia memimpin adopsi kripto.
Hanya beberapa minggu setelah Sistem Pembayaran BRICS diumumkan, sistem ini telah menarik minat global. Seorang pejabat Rusia mengungkapkan bahwa 159 negara telah menunjukkan minat untuk mengadopsi sistem ini, yang mungkin akan diluncurkan pada bulan Oktober. Perkembangan ini dipandang sebagai reaksi terhadap ekspektasi penggunaan sistem SWIFT oleh AS sebagai senjata, terutama terhadap negara-negara yang memiliki hubungan tegang dengan AS.
Pengusaha teknologi Kim Dotcom juga mengeluarkan peringatan keras tentang masa depan dolar AS. Dalam postingan media sosialnya, ia meramalkan pengaruh dolar AS yang semakin berkurang, didorong oleh apa yang ia anggap sebagai ketidakpuasan global terhadap kebijakan ekonomi Amerika.
Sistem pembayaran ini diharapkan memainkan peran kunci dalam kesepakatan perdagangan, memungkinkan transaksi tanpa perlu Dolar AS. Rusia telah mulai meletakkan dasar untuk sistem ini, dengan Gubernur Bank Sentralnya, Elvira Nabiullina, mengakui pentingnya sistem ini sebagai alternatif untuk SWIFT.
Pengenalan Sistem Pembayaran BRICS dapat berdampak signifikan pada pasar global, terutama jika blok tersebut memutuskan untuk mendukung sistem dengan mata uang yang didukung emas. Selain itu, ada diskusi dalam koalisi tentang penggunaan mata uang lokal untuk transaksi lintas batas pada platform blockchain, yang semakin menantang dominasi Dolar AS.
Namun, jalan menuju de-dolarisasi menghadirkan tantangan. Penggunaan berbagai mata uang lokal dalam perdagangan internasional dapat mempersulit transaksi, terutama dengan berkembangnya blok BRICS. Meskipun ada hambatan ini, aliansi ini berkomitmen untuk menciptakan sistem pembayaran independen, memanfaatkan teknologi digital dan blockchain untuk memastikan kenyamanan dan efektivitas biaya.
Sementara itu, Rusia telah mulai mengintegrasikan aset kripto ke dalam sistem keuangannya. Presiden Vladimir Putin baru-baru ini menandatangani undang-undang yang mengizinkan penambangan kripto dan penggunaan mata uang digital untuk transaksi internasional. Namun, masih belum jelas apakah kelompok BRICS akan sepenuhnya menerima kripto, terutama mengingat sikap hati-hati Tiongkok terhadap mata uang digital.
Disclaimer: Informasi yang disajikan dalam artikel ini hanya untuk tujuan informasi dan edukasi. Artikel ini tidak merupakan nasihat keuangan atau nasihat dalam bentuk apapun. Coin Edition tidak bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi akibat penggunaan konten, produk, atau layanan yang disebutkan. Pembaca disarankan untuk berhati-hati sebelum mengambil tindakan terkait perusahaan.