Restoran Indonesia di Belanda Terima Pembayaran Bitcoin
Lestari Indonesisch Restaurant, sebuah restoran yang menyajikan hidangan otentik Indonesia di Belanda, mulai menerima pembayaran menggunakan aset kripto Bitcoin (BTC).
Dalam video di X pada 7 September 2024 yang diunggah Arnhem Bitcoinstad, seorang pria dari pihak restoran tampak menempelkan stiker Bitcoin di pintu masuk restoran sebagai penanda bahwa mereka menerima pembayaran dengan Bitcoin.
Arnhem Bitcoinstad mengkonfirmasi bahwa layanan pembayaran ini dapat diakses melalui sejumlah wallet Lightning Network, seperti Phoenix, Zeus, Blink, Wallet of Satoshis, Relai, dan Strike.
Inovasi ini mendapat tanggapan positif dari banyak pengguna X, di mana sebagian besar menyatakan bahwa hal ini merupakan bukti meningkatnya adopsi Bitcoin di sektor usaha kecil. Beberapa penggemar Bitcoin bahkan menyatakan keinginan mereka untuk mengunjungi restoran tersebut.
Adapun langkah Lestari ini menambah daftar panjang restoran di seluruh dunia yang mulai menerima Bitcoin sebagai alat pembayaran. Restoran lainnya yang telah mengadopsi Bitcoin antara lain Burger Bear di Inggris, The Pink Cow di Jepang, dan Kodiak Club di Australia.
Baca juga: Nayib Bukele Akui Adopsi Bitcoin di El Salvador Belum Sesuai Harapan
Adopsi Bitcoin yang Berkembang di Belanda
Di Belanda, adopsi Bitcoin dilaporkan semakin menjadi tren yang meningkat signifikan, terutama di kalangan pengusaha yang mulai menerima Bitcoin baik untuk transaksi daring maupun luring. Mengutip laporan dari media lokal NL Times , sejumlah kafe, restoran, dan toko ritel di kota-kota besar seperti Amsterdam, Rotterdam, dan Utrecht kini juga menerima pembayaran dengan Bitcoin.
Salah satu faktor utama di balik meningkatnya popularitas Bitcoin di Belanda adalah aksesibilitasnya yang semakin mudah. Dahulu, memperoleh dan menggunakan Bitcoin memerlukan pengetahuan teknis yang mendalam. Namun kini, berbagai platform dan exchange yang lebih ramah pengguna memungkinkan masyarakat untuk membeli, menjual, dan menyimpan Bitcoin dengan mudah.
Selain itu, infrastruktur keuangan yang kuat di Belanda dan populasi yang melek teknologi menjadikan negara ini tanah subur bagi pertumbuhan adopsi kripto. Sikap pemerintah Belanda yang relatif terbuka terhadap aset kripto turut berperan dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan Bitcoin.
Berbeda dengan di Belanda, penggunaan aset kripto seperti Bitcoin di Indonesia masih dilarang sebagai alat pembayaran. Sesuai dengan Undang-Undang No. 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, Rupiah adalah satu-satunya alat pembayaran yang sah di Indonesia.
Kendati demikian, aset kripto masih dapat diperdagangkan di tanah air dengan tetap di bawah pengawasan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).
Baca juga: Bappebti Bentuk Komite Aset Kripto Indonesia
Disclaimer: Konten pada artikel ini hanya merefleksikan opini penulis dan tidak mewakili platform ini dengan kapasitas apa pun. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai referensi untuk membuat keputusan investasi.
Anda mungkin juga menyukai
USDT Jadi Pemain Baru di Minyak Timur Tengah, Kok Bisa?
Bersiap! Altcoin Bakal Naik Gila-Gilaan Jika Ini Terjadi
Robert Kiyosaki Ingin Timbun 100 BTC
Tampilan awal desain ulang Opensea menggoda poin 'XP' dengan hadiah retroaktif, antarmuka baru, dan lainnya
Seorang pedagang NFT telah membagikan tampilan awal dari platform Opensea yang akan datang dengan desain ulang, yang mencakup sistem poin 'XP' dengan hadiah retroaktif untuk pedagang awal, antarmuka yang didesain ulang, dan lainnya. Sistem poin ini mengisyaratkan kemungkinan peluncuran token dari OpenSea, yang dijadwalkan meluncurkan pasar yang didesain ulang pada bulan Desember, meskipun belum ada token yang dikonfirmasi.