Operasi Tether yang Kurang Transparan Menghasilkan $118 Miliar, Kekhawatiran Seperti FTX Meningkat
Pemberitahuan: Penting untuk diingat bahwa investasi di crypto memiliki risiko tinggi. Artikel ini disediakan sebagai informasi dan bukan sebagai saran investasi. Dengan menggunakan situs ini, Anda menyetujui syarat dan ketentuan kami. Kami mungkin saja menggunakan tautan afiliasi dalam konten kami dan menerima komisi.
Tether, penerbit stablecoin terbesar di dunia, USDT, terus menjadi sorotan karena kurangnya audit independen dan dugaan transparansi keuangan yang minim.
Peningkatan kekhawatiran muncul di kalangan komunitas kripto mengenai potensi keruntuhan yang mirip dengan kasus FTX, di mana pendiri Cyber Capital, Justin Bons, dengan tegas menyebut operasi Tether sebagai “penipuan” senilai $118 miliar yang dapat mengancam stabilitas seluruh ekosistem kripto.
Kendati mendominasi pasar stablecoin, praktik bisnis Tether yang tidak jelas, termasuk tidak adanya audit formal atas cadangan yang dimilikinya, telah memicu keresahan dalam komunitas kripto.
Kekhawatiran yang Meningkat atas Transparansi Tether: Apakah Ini Menjadi FTX Berikutnya?
Justin Bons, seorang analis kripto sekaligus pendiri Cyber Capital, baru-baru ini menimbulkan kekhawatiran baru mengenai operasi keuangan Tether yang dinilai kurang transparan.
Dalam serangkaian cuitan sebanyak 17 bagian di X (sebelumnya Twitter) , Bons menuduh bahwa Tether mungkin merupakan penipuan yang lebih besar dari bursa FTX yang telah runtuh.
Bons menyatakan bahwa klaim Tether yang menyebutkan memiliki cadangan senilai $118 miliar tidak pernah didukung dengan bukti yang bisa diverifikasi. Sejak pertama kali didirikan pada tahun 2014, perusahaan ini belum pernah menjalani audit pihak ketiga yang sah.
Menurut Bons, meskipun Tether sempat merilis “laporan auditor” yang dilakukan oleh BDO pada tahun 2021, hal ini tidak bisa disamakan dengan audit penuh yang resmi.
“Laporan auditor atau laporan akuntan sama sekali bukan audit formal.”
Bons menambahkan bahwa Tether sebenarnya sudah berjanji akan melakukan audit penuh sejak tahun 2015. Namun, hingga saat ini, janji tersebut belum juga dipenuhi.
Bons berpendapat bahwa ketidaktransparanan Tether menjadi salah satu risiko terbesar bagi pasar kripto secara keseluruhan. Bahkan, risiko ini diperkirakan bisa lebih besar dari keruntuhan FTX dan skema Ponzi Bernie Madoff jika digabungkan.
Pengaruh Tether di pasar sangat besar. Selama dua tahun terakhir, Tether mengalami pertumbuhan 20% dan sekarang memegang 75% pangsa pasar stablecoin.
Bons berpendapat bahwa dominasi Tether yang luar biasa ini, ditambah dengan laporan keuangan yang diragukan, dapat menimbulkan gangguan besar di ruang kripto. Hal ini serupa dengan keruntuhan FTX yang mengakibatkan kerugian sebesar $8,9 miliar bagi para penggunanya.
Pertanyaan tentang Tata Kelola: Bisakah Tether Bertahan dari Keruntuhan Seperti FTX?
Pada tahun 2021, Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas Amerika Serikat (CFTC) mendenda Tether sebesar $41 juta karena membuat klaim yang salah tentang cadangannya. Penyelidikan regulator menemukan bahwa Tether secara salah menyatakan bahwa USDT sepenuhnya didukung oleh cadangan yang memadai setiap saat.
Sejak saat itu, penerbit stablecoin ini menolak untuk menjalani audit yang komprehensif.
Bons juga menyatakan kekhawatiran terkait struktur tata kelola Tether setelah perusahaan ini menginvestasikan $102 juta di Adecoagro, raksasa pertanian Amerika Latin.
Investasi ini menunjukkan bahwa Tether Holdings hanya dikendalikan oleh dua anggota dewan saja.
Hal ini memicu kekhawatiran bahwa cadangan yang mendukung USDT tidak transparan dan tidak dipisahkan secara jelas. Sentralisasi yang terjadi pada Tether sangat berlawanan dengan prinsip-prinsip desentralisasi dan transparansi yang seharusnya menjadi landasan dalam industri kripto.
Bons juga menyoroti fakta bahwa beberapa pendiri Tether memiliki hubungan dengan Bitfinex, bursa kripto yang pernah dikaitkan dengan kasus pencucian uang dan kejahatan terorganisir melalui mitra bank mereka, Crypto Capital.
Koneksi ini semakin memperkuat persepsi bahwa Tether mungkin tidak memiliki keamanan finansial seperti yang selama ini mereka klaim.
Walaupun kekhawatiran tentang operasi Tether terus meningkat, beberapa pakar industri meyakini bahwa Tether terlalu besar untuk gagal.
Sean Lee, salah satu pendiri IDA Finance, menjelaskan bahwa selama pasar bearish pada tahun 2022, USDC (stablecoin lainnya) sempat kehilangan nilai akibat ketergantungan mereka pada bank bermasalah seperti Silicon Valley Bank dan Signature Bank, sementara Tether tetap stabil.
Namun, pertanyaan mengenai kelangsungan jangka panjang Tether tetap menjadi perhatian utama.
Anndy Lian, seorang pakar blockchain antar-pemerintah, juga memperingatkan bahwa kontrol Tether yang begitu besar atas sebagian besar pasar bertentangan dengan prinsip desentralisasi yang seharusnya menjadi dasar utama kripto.
Jika Anda tertarik mengetahui lebih banyak tentang peluang lain di dunia kripto, pastikan untuk memeriksa crypto yang akan naik . Artikel ini memberikan wawasan mendalam tentang aset kripto yang memiliki potensi pertumbuhan besar. Jangan lewatkan kesempatan ini untuk mendapatkan keuntungan maksimal dari investasi Anda.
Selain Tether, masih banyak ICO Crypto baru yang bisa memberikan peluang besar bagi investor. Artikel ini menjelaskan ICO-ICO terbaik yang layak dipertimbangkan tahun ini. Klik sekarang untuk mengeksplorasi proyek-proyek potensial lainnya yang sedang naik daun.
Disclaimer: Konten pada artikel ini hanya merefleksikan opini penulis dan tidak mewakili platform ini dengan kapasitas apa pun. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai referensi untuk membuat keputusan investasi.
Anda mungkin juga menyukai
Startup Crypto-AI 0G Labs mengumpulkan pendanaan awal sebesar $40 juta dan menerima komitmen pembelian token senilai $250 juta
0G Labs mengumumkan pendanaan baru sebesar $290 juta, yang mencakup putaran pendanaan awal sebesar $40 juta dan komitmen pembelian token sebesar $250 juta. Proyek ini akan dapat menarik dari komitmen token setelah token 0G aktif dan likuid di bursa kripto pada tahun depan, kata salah satu pendiri dan CEO 0G Labs, Michael Heinrich, kepada The Block.
Bitwise mengakuisisi penyedia staking Ethereum Attestant dan aset yang di-stake senilai $4 miliar
Bitwise mengumumkan bahwa mereka telah mengakuisisi Attestant, penyedia staking Ethereum dengan aset yang di-stake senilai $4 miliar.
SHIB Mendekati ATH saat Harga Meroket, VTARD Siap Bersaing
Immunefi menangguhkan Trust Security (TrustSec) di tengah perselisihan bug bounty