Mengulik Potensi Kinerja Bitcoin Akhir Tahun
Potensi kinerja Bitcoin di akhir tahun 2024 tetap menarik perhatian pelaku pasar. Analis memprediksi bahwa beberapa faktor ekonomi global akan memainkan peran kunci dalam pergerakan harga Bitcoin di kuartal terakhir. Secara historis, return rata-rata BTC pada kuartal ke-4 mencapai 81,2 persen.
Salah satu katalis utama dalam kinerja Bitcoin tahun ini adalah peluncuran ETF Spot Bitcoin pada Januari 2024 lalu. Menurut analisis dari Ecoinometrics , Jumat (4/10/2024), ETF diperkirakan akan terus membawa likuiditas baru ke pasar aset kripto ini, dengan meningkatkan akses bagi investor institusional.
“Meskipun peluncuran ini merupakan momen besar, dampak jangka panjangnya mungkin mulai mereda,” jelas analisis tersebut. Setelah peluncuran ETF, pasar tampaknya mencari katalis baru untuk mendorong pergerakan harga yang lebih kuat di akhir tahun.
Kondisi ekonomi Amerika Serikat juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan menurut mereka. Jika AS memasuki resesi pada kuartal ke-4 2024, analis memperkirakan bahwa harga Bitcoin bisa tertekan akibat aksi jual besar-besaran dari investor yang mencari aset lebih aman seperti emas atau obligasi. Namun, skenario sebaliknya juga mungkin terjadi. Jika ekonomi AS berhasil menghindari resesi dan mencapai soft landing, Bitcoin diperkirakan akan mengalami kenaikan signifikan.
“ Soft landing ini akan memberikan dorongan positif bagi aset berisiko, termasuk Bitcoin,” tambah Ecoinometrics.
ETF Bitcoin BlackRock Tumbuh Pesat, Sudah US$23 Milyar
Soft landing dalam konteks ekonomi Amerika Serikat adalah situasi di mana perekonomian berhasil melambat tanpa jatuh ke dalam resesi. Hal ini biasanya dicapai ketika The Fed, menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi, namun tidak menyebabkan kontraksi ekonomi yang parah atau lonjakan pengangguran. Tujuannya adalah untuk menurunkan laju inflasi sekaligus mempertahankan stabilitas pasar tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi.
Faktor lain yang bisa memberikan dorongan besar bagi Bitcoin adalah peningkatan likuiditas global. Menurut Ecoinometrics, jika bank sentral di seluruh dunia, termasuk Federal Reserve, melonggarkan kebijakan moneter dengan menurunkan suku bunga atau menambah likuiditas di pasar, harga Bitcoin dapat melonjak. Likuiditas yang lebih tinggi di pasar finansial biasanya mendorong investor untuk mencari aset berisiko tinggi namun dengan potensi pengembalian besar, seperti Bitcoin.
“Kondisi likuiditas global yang meningkat bisa menjadi katalis utama bagi lonjakan harga Bitcoin, seperti yang terjadi pada 2020,” ungkap analisis tersebut.
Kebijakan moneter The Fed juga diperkirakan akan menjadi pengaruh penting terhadap kinerja Bitcoin di kuartal terakhir tahun ini. Saat ini, The Fed dihadapkan pada tugas sulit untuk menyeimbangkan inflasi yang menurun tanpa merusak pasar tenaga kerja. Data terbaru menunjukkan bahwa inflasi utama AS turun menjadi 2,3 persen, sementara inflasi inti turun ke level 2,7 persen. Namun, masih ada kekhawatiran bahwa jika The Fed melanjutkan kebijakan pengetatan moneter secara berlebihan, hal ini bisa memicu pelemahan pasar tenaga kerja yang berdampak negatif terhadap pasar aset kripto.
“Jika The Fed berhasil menyeimbangkan kebijakan moneternya tanpa memicu inflasi kembali atau merusak pasar tenaga kerja, Bitcoin bisa mendapatkan keuntungan dari stabilitas ekonomi yang lebih luas,” ujar analis dari Ecoinometrics. Namun, jika keseimbangan ini terganggu, volatilitas yang lebih tinggi di pasar aset digital bisa terjadi.
Dengan ketidakpastian ekonomi global yang masih menghantui pasar, banyak analis yang memperingatkan bahwa pelaku pasar harus terus waspada terhadap perkembangan kebijakan moneter dan data ekonomi terbaru.
“Faktor-faktor seperti kebijakan The Fed, kondisi ekonomi AS, serta likuiditas global akan memainkan peran penting dalam menentukan arah harga Bitcoin hingga akhir tahun ini,” tegas Ecoinometrics.
Secara historis sejak 2013 dalam rentang kuartalan, return Bitcoin pada kuartal ke-4 adalah yang terbesar. Data dari Coinglass terungkap, return rata-rata BTC pada kuartal akhir itu mencapai 81,2 persen dengan angka median sebesar 31,18 persen.
Meskipun kinerja masa lalu tidak menjamin hasil di masa depan, kombinasi kekuatan historis kuartal ke-4 dan tren bullish sepanjang tahun 2024 menunjukkan bahwa Bitcoin mungkin siap untuk penutupan yang kuat di akhir tahun, meskipun ada indikator bearish di kuartal ke-3.
Pada akhirnya, meskipun ada potensi kinerja Bitcoin untuk meraih keuntungan signifikan di kuartal ke-4 2024, risikonya juga tinggi. Para pelaku pasar disarankan untuk terus memantau perkembangan kebijakan moneter dan kondisi ekonomi yang bisa memengaruhi volatilitas aset kripto ini.
Pada Jumat malam, harga BTC berada di kisaran US$60.800, naik 1 persen dalam 24 jam terakhir. Sebelumnya kripto ini menyentuh terendah lokal di US$59.800 ribu pada Kamis malam. Koreksi dalam tak terelakkan menjadi 8 persen dalam sepekan terakhir. [ps]
Disclaimer: Konten pada artikel ini hanya merefleksikan opini penulis dan tidak mewakili platform ini dengan kapasitas apa pun. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai referensi untuk membuat keputusan investasi.
Anda mungkin juga menyukai
Token AI INJ, GRT, RENDER Lead Altcoin Rally Dengan Bullish Breakout
Australia akan mengadopsi model pelaporan kripto OECD untuk transparansi pajak
Korea Selatan Mengonfirmasi Pajak Crypto pada tahun 2025 dengan skema 20% yang direvisi
Trump menominasikan manajer hedge fund Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan
Presiden terpilih Donald Trump menunjuk Bessent pada hari Jumat di tengah serangkaian nominasi administratif. "Kripto adalah tentang kebebasan, dan ekonomi kripto ada untuk bertahan," kata mantan manajer hedge tersebut.