Prediksi Harga Bitcoin: Resistensi di US$63.000 Kembali Menguat
Pada analisa terbaru yang dikemukakan oleh Benjamin Cowen, terlihat pada grafik perdagangan bahwa harga Bitcoin mencoba untuk kembali naik setelah mengalami koreksi tajam. Namun, resistensi kuat di sekitar level US$63.000 menjadi tantangan utama yang harus dihadapi.
“Resistensi utama yang harus dihadapi BTC dalam jangka pendek adalah pengujian ulang support sebelumnya, SMA-20W, dan SMA-200D. Semua itu berada di sekitar US$63.000,” ungkapnya di X.
Harga Bitcoin saat ini terlihat sedang menghadapi tantangan besar untuk kembali dapat menembus level resistensi penting di sekitar US$63.000.
Level ini menjadi titik krusial karena mencakup pengujian ulang dari support sebelumnya, serta adanya indikator teknikal utama seperti rata-rata pergerakan sederhana 20 minggu (SMA-20W) dan rata-rata pergerakan sederhana 200 hari (SMA-200D).
Ketiga indikator ini berpotensi menjadi penghalang yang cukup penting bagi kenaikan harga Bitcoin dalam waktu dekat.
Level ini, ditambah dengan pengujian ulang dari support sebelumnya menciptakan tekanan yang cukup besar bagi harga bitcoin untuk bisa melanjutkan kenaikan lebih lanjut.
Potensi Koreksi Harga Bitcoin Hingga US$40.000
Selain resistensi di sekitar US$63.000, analis lain sebelumnya juga telah memperingatkan adanya sinyal potensi koreksi yang lebih dalam hingga mencapai US$40.000.
Analisis teknikal yang sebelumnya diungkapkan oleh CobraVanguard menunjukkan adanya pola descending wedge yang biasanya dianggap sebagai sinyal negatif bagi sentimen pasar.
Pola ini menandakan bahwa harga bitcoin gagal untuk menembus level US$67.000, sehingga harga diperkirakan akan berfluktuasi di sekitar US$63.800.
Jika terjadi breakout ke arah bawah dari pola ini, hal ini dapat mengindikasikan penurunan tajam dalam waktu dekat.
Sentimen bearish yang semakin kuat juga menjadi sinyal bahwa BTC mungkin akan terus mencetak lower high, yang memperbesar peluang terjadinya koreksi lebih lanjut.
Hal ini semakin diperkuat dengan adanya titik resistensi yang signifikan, di mana tembok besar resistensi terlihat telah bergeser dari level US$63.000 menjadi di kisaran US$62.500 hingga US$62.800.
Pergeseran ini menunjukkan bahwa pasar menghadapi tekanan yang cukup kuat, mengindikasikan potensi kesulitan bagi harga Bitcoin untuk menembus level tersebut dalam waktu dekat.
Berdasarkan penelusuran Redaksi Blockchainmedia.id pada Sabtu (4/10/2024) sebelum tengah malam, Bitcoin mencoba menjajal lagi zona resistensi US$63.212 di time frame harian. Data itu berdasarkan indikator Fib Retracement, usai BTC kembali berada di atas US$61.187 dan setelah pada 3 Oktober 2024 turun ke lokal terbawah US$59.857. Berdasarkan indikator itu pula tembok tebal US$66.508 perlu diterobos untuk reli berikutnya. Gagal bertahan di atas US$61.187, BTC bisa terdepak ke bawah US$59.510.
Situasi ini juga memperlihatkan bahwa sentimen pasar secara keseluruhan bergerak ke arah yang lebih bearish , mencerminkan kekhawatiran investor akan adanya penurunan harga lebih lanjut.
Situs jajak pendapat Polymarket , pada Sabtu malam, menempatkan prediksi harga Bitcoin pada bulan Oktober dapat mencapai US$70 ribu dengan peluang sebesar 27 persen. Sementara itu, peluang terbesar sebesar 72 persen menunjukkan bahwa BTC hanya dapat mencetak US$65 ribu.
Konflik Timur Tengah Memicu Volatilitas Bitcoin
Di luar analisis teknikal harga Bitcoin sebelumnya, kondisi geopolitik global turut berkontribusi terhadap meningkatnya volatilitas di pasar kripto, khususnya Bitcoin. Ketegangan antara Rusia dan Ukraina yang semakin meningkat, serta konflik di timur tengah , telah menciptakan ketidakpastian yang lebih besar di pasar global.
Risiko konflik yang lebih luas membuat investor semakin khawatir, dan hal ini berdampak negatif pada sentimen pasar kripto. Volatilitas Bitcoin saat ini terbilang cukup tinggi setelah sebelumnya gagal menembus resistensi kuat di level US$67.000.
Penurunan ini juga dipicu oleh aksi jual besar-besaran yang terjadi akibat ketidakpastian global. Banyak investor merasa cemas bahwa ketidakstabilan geopolitik ini akan terus memperburuk volatilitas di pasar kripto.
Dalam kondisi pasar yang sangat tidak stabil ini, para investor perlu terus memantau perkembangan global dan teknikal dengan cermat. Koreksi harga Bitcoin yang lebih dalam masih sangat mungkin terjadi, terutama jika ketidakpastian global terus meningkat.
Volatilitas yang tinggi ini menuntut investor untuk mengambil keputusan investasi kripto yang bijak guna menghindari kerugian yang lebih besar pada masa mendatang. [dp]
Disclaimer: Konten pada artikel ini hanya merefleksikan opini penulis dan tidak mewakili platform ini dengan kapasitas apa pun. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai referensi untuk membuat keputusan investasi.
Anda mungkin juga menyukai
CEO mengatakan bahwa kolam likuiditas komoditas Tether bisa mencapai $5 miliar pada tahun 2026
Ringkasan Cepat Menurut CEO Paolo Ardoino, kumpulan likuiditas Investasi Tether, yang disisihkan untuk pembiayaan transaksi bahan mentah, dapat tumbuh hingga $5 miliar pada tahun 2026. Tether membiayai perdagangan minyak yang bernilai sekitar $45 juta pada bulan Oktober.
Glassnode: Pemegang Jangka Panjang Menunggu Harga Bitcoin yang Lebih Tinggi Sebelum Merilis Lebih Banyak Koin ke dalam Peredaran
Singkatnya Glassnode mencatat bahwa saat Bitcoin melampaui $75,600, 100% dari 14 juta BTC yang dipegang oleh pemegang jangka panjang berubah menjadi laba, yang menyebabkan peningkatan pengeluaran dan penurunan lebih dari 200,000 BTC dari peredaran.
Io.net Bermitra Dengan OpenLedger Untuk Memajukan Pengembangan Model AI Terdesentralisasi
Singkatnya io.net telah bermitra dengan OpenLedger, yang memungkinkan OpenLedger memanfaatkan lapisan komputasi io.net untuk meningkatkan pelatihan dan penyempurnaan model AI-nya.
Target harga yang perlu diperhatikan saat bitcoin berjuang mencapai $100K
John Glover dari Ledn memberikan beberapa target harga yang perlu diperhatikan untuk bitcoin