Ramalan Harga BTC Terbaru: US$130 Ribu pada Akhir 2025
Dalam sebuah ramalan, harga Bitcoin (BTC) tampak akan mengalami peningkatan signifikan dalam 12 bulan ke depan, berpotensi mencapai nilai enam digit jika momentum positif yang sedang berlangsung dapat dipertahankan.
Berdasarkan analisis dari Ecoinometrics , harga BTC bisa mencapai sekitar US$130.000 pada akhir 2025, asalkan sejumlah faktor mendukung pergerakan tersebut, seperti momentum aset berisiko yang tetap kuat dan aktivitas on-chain yang stabil.
“Jika Bitcoin tetap berada di atas ambang harga saat ini, yakni US$65.000, maka kemungkinan besar kita akan melihat harga mencapai enam digit pada tahun depan,” ujar seorang analis Ecoinometrics dalam publikasi terbarunya.
Prediksi tersebut didasarkan pada model sederhana yang mempertimbangkan empat faktor utama, yaitu aktivitas on-chain, volatilitas, momentum harga Bitcoin, dan momentum harga aset berisiko lainnya.
Skenario optimistis mereka menunjukkan bahwa jika Bitcoin dan aset risiko lain mempertahankan momentum mereka saat ini, maka Bitcoin dapat memberikan rata-rata return tahunan sebesar 148 persen, dengan proyeksi median return sekitar 103 persen.
Lebih lanjut, analisis menunjukkan bahwa potensi keuntungan terbesar Bitcoin dalam 12 bulan ke depan dapat mencapai kenaikan hingga 465 persen, meskipun risiko penurunan juga ada, dengan kemungkinan penurunan hingga 26 persen dalam skenario terburuk.
Ecoinometrics menekankan bahwa mempertahankan harga di atas US$65.000 akan sangat penting untuk membangun momentum bullish di pasar.
Mematahkan Pola Penurunan Harga BTC
Sementara itu, analis di Ecoinometrics juga menyoroti bahwa harga Bitcoin yang berhasil bertahan di atas US$65.000 memiliki dampak lain, yakni berpotensi mematahkan pola lower high dan lower low yang telah terlihat sejak Maret.
Pola ini, menurut mereka, mengindikasikan kecenderungan harga untuk terus turun jika tidak ada pembalikan tren signifikan.
“Jika Bitcoin mampu menghindari pola ini dan mempertahankan pergerakan sideways atau bahkan bullish, ini bisa menjadi momentum penting bagi aset digital tersebut,” ujar analis Ecoinometrics.
Sejak Agustus, harga Bitcoin tercatat bergerak sejalan dengan NASDAQ 100, menunjukkan adanya korelasi yang lebih erat dengan pasar saham AS.
Analis berpendapat bahwa korelasi ini akan menguntungkan Bitcoin jika terjadi kenaikan di pasar saham yang lebih luas.
Selain itu, data on-chain yang mendukung pergerakan harga terbaru ini menunjukkan bahwa pemegang Bitcoin cenderung mempertahankan aset mereka, yang bisa menjadi sinyal positif bagi prospek harga.
Dampak Pertumbuhan Pasokan Uang AS Terhadap Bitcoin
Selain aspek teknikal, Ecoinometrics juga menyoroti pertumbuhan pasokan uang AS (M2) sebagai salah satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap harga Bitcoin.
Pasokan uang M2 di AS memang kembali meningkat, namun analis menilai bahwa pertumbuhan ini belum kembali ke tingkat percepatan signifikan seperti yang terjadi saat pandemi COVID-19, ketika pasokan M2 melonjak hingga lima kali lipat dari biasanya.
“Pasokan uang yang meningkat memang menjadi kabar baik bagi investor Bitcoin, tetapi kita harus melihatnya dalam perspektif yang tepat. Saat ini, kita belum kembali ke masa ekspansi seperti tahun 2020/2021. Yang terjadi sekarang adalah normalisasi pasca-COVID, bukan fase ekspansi baru,” jelas analis Ecoinometrics.
Meskipun demikian, Ecoinometrics menegaskan bahwa Bitcoin masih bisa memberikan imbal hasil yang stabil tanpa perlu tambahan triliunan dolar baru dalam sistem ekonomi.
Analis mereka menambahkan bahwa ancaman pelemahan nilai mata uang fiat tetap nyata, terutama dengan defisit anggaran yang terus berjalan dan peningkatan utang pemerintah.
“Kita tahu bahwa Bitcoin cemerlang di masa penciptaan uang yang cepat. Namun, bahkan tanpa penciptaan uang yang berlebihan, Bitcoin tetap merupakan lindung nilai yang strategis,” ujar analis Ecoinometrics, merujuk pada peran Bitcoin sebagai pelindung nilai (hedge) terhadap depresiasi mata uang fiat.
Dengan semua faktor tersebut, ramalan harga BTC dalam jangka menengah hingga panjang tampaknya masih optimistis, terutama jika momentum positif saat ini bisa dipertahankan.
Analis Ecoinometrics menyimpulkan bahwa peluang Bitcoin untuk mencapai harga enam digit di akhir tahun 2025 masih terbuka lebar, asalkan tidak terjadi perubahan besar dalam kebijakan moneter global yang dapat memengaruhi sentimen pasar secara signifikan. [st]
Disclaimer: Konten pada artikel ini hanya merefleksikan opini penulis dan tidak mewakili platform ini dengan kapasitas apa pun. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai referensi untuk membuat keputusan investasi.
Anda mungkin juga menyukai
Arthur Hayes tentang memecoin, kebijakan moneter, dan pemilihan AS
Pandangan Singkat CIO Maelstrom Arthur Hayes berbagi pemikirannya tentang pemilu AS, pelonggaran kuantitatif, memecoin, dan ETF Bitcoin.
Membawa DeFi ke Bitcoin dengan BitcoinOS dan Outlier Ventures
Pembahasan Singkat Francesca Conti dari Outlier Ventures' Web 3 Accelerator dan Edan Yago, salah satu pendiri BitcoinOS, membahas ekosistem DeFi Bitcoin dan potensi masa depannya
Uniswap Labs menawarkan hadiah bug hingga $15,5 juta
Uniswap Labs mengumumkan akan memberikan hadiah bug bounty senilai hingga $15,5 juta kepada siapa saja yang menemukan kerentanan kritis dalam kontrak inti v4. Perusahaan menyebutnya sebagai "hadiah bug bounty terbesar dalam sejarah."
Bitcoin mundur karena penurunan premi jangka waktu Treasury AS mempengaruhi sentimen, kata analis Standard Chartered
Ringkasan Cepat Harga Bitcoin telah turun lebih dari 3% dalam 24 jam terakhir. Menurut Geoff Kendrick dari Standard Chartered, penurunan harga bitcoin dari rekor tertinggi baru-baru ini dapat dikaitkan dengan perubahan di pasar Treasury AS, yang dapat sementara melemahkan daya tariknya sebagai lindung nilai.